Review: SEISHUN BUTA YAROU WA BUNNY GIRL SENPAI NO YUME WO MINAI | 2018
Genre: school, drama, supranatural
Genre anime ini sejujurnya lebih ke arah fantasi daripada supranatural, tapi itu tergantung pendapat penontonnya setelah melihat animenya keseluruhan. Aku awalnya sangat penasaran akan kebagusan anime ini. Sekeren apa dan mengenai apa.
Setelah menontonnya utuh-utuh, aku lantas tahu betul maksud dari sebutan 'sindrom pubertas'. Di sini aku relate sekali dengan apa yang dialami para tokohnya sebagai remaja. Dimulai dari Sakurajima Mai, Tomoe Koga, Futaba, hingga Nodoka Toyohama. Permasalahan sindrom pubertas mereka bermacam. Berkaitan suasana, rasa tidak ingin sendirian, ingin menarik perhatian, hingga ingin menjadi orang lain sebab terlalu sering dibandingkan. Melebihi ekspetasiku, aku mendapat banyak pelajaran dari anime ini. Untuk tidak masalah tidak punya siapa-siapa, untuk tidak apa-apa membenci diri sendiri karena inilah kita. Kita adalah kita yang sekarang, bukan di masa lalu. Untuk tidak membohongi perasaan kita sendiri. Untuk mengakuinya. Jika kita melalui sindrom pubertas itu, artinya ada yang tidak beres dengan kesehatan mental kita.
Dari situ aku juga belajar bahwa alangkah baiknya membenahi dan mengobati mental kita terlebih dahulu. Alangkah pentingnga berpikir panjang, merasa tak apa-apa jika kita terlihat bodoh maupun aneh, selagi kita punya satu dua orang dekat yang menyayangi kita. Itu sudah cukup. Tidak perlu terlalu terbawa suasana. Di sini, ada karakter Shoko Makinohara, yang kata-katanya menetap di kepalaku, 'Aku ingin terus hidup. Sebab dengan hidup aku akan menjadi pribadi lebih baik keesokan harinya', kurang lebih begitu. Meyakini pula setiap harinya kita melakukan perubahan dan berjanji menjalani semuanya dengan lebih baik.
Tokoh utamanya di sini sendiri pula mengalami sindrom pubertas itu, yang lebih ditekankan pada episode-episode terakhir. Yakni antara Sakuta Azusagawa dengan Kaede Azusagawa. Kakak beradik itu memiliki permasalahan sendiri yang membuat terharu, mataku sungguh berkaca-kaca kala tiba di episode terakhirnya. Menurutku ini film yang sesuai rumornya. Bagus. Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik. Mungkin dua episode awal agak menyuntukkan, tapi kian menuju ending semuanya jauh lebih seru untuk ditonton.
Tambahan saja, aku sendiri cukup bisa mendalami tokoh Sakurajima Mai di sini. Cara dia bersikap, berpikir, memperlakukan sesuatu persis seperti diriku. Di anime ini aku sangat suka dengan hubungan Sakuta dan Mai. Menurutku pas, tidak dilebih-lebihkan serta menarik.
Rate: 5/5
x Japan
Komentar
Posting Komentar