Review: HAIKYUU SEASON 3 | 2016

 


Genre: sport, drama, comedy


Seperti yang terlihat di poster, babak ke tiga perjalanan klub voli Karasuno adalah menghadapi sang juara bertahan Shiratorizawa. Di mana pada final tingkat perfektur ini pertarungan mereka terdapat 5 set dengan set terakhir berpoin 15. Klub yang mendapat 3 set pertama ialah pemenangnya. Season ini cukup menegangkan, tidak bisa dikatakan buruk karena aku bisa menangkap betapa pembuat cerita memperhatikan setiap detail scenenya supaya alurnya tak nampak dibuat-buat.


Kreatif sih untuk menunjukkan kelebihan kekurangan masing-masing klub. Klub lawan Karasuno, Shiratorizawa hanya mengandalkan satu orang pemain (Ushiwaka), yang nyatanya paling dapat menggunakan tangan kirinya. Hal itu justru menjadikannya memiliki kelebihan sebagai Ace Shiratorizawa. Jadi klub tersebut berlandaskan pada individu, sedangkan Karasuno sendirinya berkebalikannya. Karasuno mengandalkan kelompok, tentunya dengan permainan kecepatan serta sinkronisasi ber-ketangkasan mulus.


Jujur aku sempat terdiam betapa klub Karasuno telah terbang seperti sekelompok gagak yang menyerang satu elang putih besar. Padahal kemarin aku baru saja melihat Kageyama dan Hinata Shoyo bertemu dan masuk ke klub Karasuno, tapi mereka telah berkembang pesat. Klub mereka telah mencari cara untuk menggunakan dua anak kelas satu gila tersebut (Kageyama dan Hinata) diiringi satu anak kelas satu tukang nyindir (Tsukishima). Begitupun kemajuan anggota lainnya, mereka bermain menyatu nan selaras. Aku jadi menyadari betapa pelatihan kamp dengan Nekoma, Ubugawa, Shinken, dan Fukurodani di Season 2 sangat berpengaruh pada kompetensi Karasuno Season 3 ini. Awalnya aku sangat dilema sebelah apakah Karasuno dapat mengalahkan Shiratorizawa yang belum pernah mereka lawan sebelumnya. 


Di babak ke tiga ini, aku sangat terpukau dengan kecerdasan dan kegigihan Tsukishima. Dia adalah anggota penting yang perlu ada sebab rasa-nya penjagaan Tsukishima sebagai bloker layaknya Tsukishima menuntaskan soal ujian. Teliti, serius. Tak lupa, Hinata juga begitu hidup di season ini. Dia adalah umpan tingkat atas yang aku suka refleksnya di sini. Begitupun kemampuan Kageyama, Daichi, Asahi, Sugawara, Tanaka. Tanaka di sini serta sang kapten Daichi sungguh mengimbangi dengan baik. Kurang lebih, season 3 ini ialah pertarungan konsep dari pelatih. Kekuatan penuh satu orang vs penguatan keseluruhan keenam pemain voli meski tidak terpusat. Aku rasa itu ide menarik. 


Dilihat dari sejarahnya, Karasuno ialah pesaing kuat Shiratorizawa. Rasanya menakjubkan sekali bila Karasuno dapat mengalahkannya sebab Aoba Johsai (lawan beruntun Shiratorizawa musim sebelumnya) saja tidak dapat menaklukannya. Terutama servis mematikan Ushiwaka yang sulit ditahan. Meski begitu, Nishinoya, libero Karasuno yang melawan Shiratorizawa di sini tetap menjadi favoritku. Aku suka caranya menghadapi servis mematikan Ushikawa serta caranya melakukan toss sebagai libero dengan mahir.


Kekompakkan, konsentrasi, keinginan untuk tak mau kalah, membuat babak ini menggetarkan. Masing-masing klub memiliki porsi 1:1 kemenangan. Namun berbeda dengan Aoba Johsai, untuk teknikal penyerangan, Karasuno saat ini atau Karasuno baru ialah lawan sesungguhnya Shiratorizawa.


"Tidak ada alasan untuk tidak percaya bahwa tidak akan ada perubahan di masa depan."

-Pelatih senior Arie Selinger


Rate: 5/5

x Japan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: ATTACK OF TITAN SEASON 3 PART 1 | 2018

Review: THE CHRONICLES OF NARNIA S1-S3 | 2005, 2008, 2010

Review: TENKI NO KO (WEATHERING WITH YOU) | 2019