Review: HAIKYUU SEASON 4 | 2020

 


Genre: sport, drama, comedy

Kuakui Haikyuu memang sebagus itu. Alurnya sangat dipikirkan. Aku kira season ini memang akan langsung dilanjutkan pada inti di mana Karasuno bisa bersua dalam permainan dengan Nekoma. Tapi, nampaknya season ini belum sampai di situ langsung, yang kurasa aku perlu menikmati plotnya pelan-pelan. Melanjutkan perjuangan voli putra nasional, klub Karasuno berlatih keras. Beberapa anggota diundang pada pelatihan. Tsukishima diundang dalam pelatihan anak kelas satu yang diidekan Jisenzo dengan dukungan sekolah Shiratorizawa. Sedangkan Kageyama, diundang langsung di pelatihan timnas Tokyo. Tidak heran karena performa dua orang tersebut bagus. Meski begitu, yang sangat plot twist dan kocak di sini adalah Shoyo yang menyusup ikut-ikutan Tsukishima padahal tak diundang. Meski begitu, ternyata itu bisa menjadi kesempatannya meski perannya hanya sebagai pemungut bola. Pemungut bola bukan sembarang pemungut bola. Jujur, pada awalan bagian Shoyo hanya menonton itu aku sangat tertekan dan takut. Mental maupun nyali Shoyo tinggi, aku rasa aku tak akan bisa melakukan hal seberani dia. Rasanya sedih untuk seolah menjadi orang tak dibutuhkan. Padahal Shoyo lawan yang patut diperhitungkan, tapi akupun ikut menilai dirinya tidak bisa apa-apa tanpa Kageyama. Meski begitu, semangat membakarnya bukan main. Aku merasa tokoh rambut oren satu ini sangat gila penuh tekad. Aku ingin jadi seperti Shoyo, punya semangat untuk tidak tertinggal dengan teman-temannya meski memiliki banyak kekurangan. Apalagi dari segi teknik dan fisik dia tidak begitu sempurna.

"Jika kau takut terbang karena tidak ingin tersakiti, kau hanya akan menjadi seperti mayat hidup."
-quote ost Haikyuu season 4

Pelatihan Kageyama sendiri, mempertemukannya dengan perwakilan atlit voli unggulan lain di Jepang. Aku sangat takjub dengan hadirnya tokoh-tokoh baru dengan kekuatan menjanjikan yang ditawarkan. Meski sekadar pelatihan dan tidak langsung ke inti, tapi permulaan serta perkenalannya dipikirkan secara matang. 

Pertandingan inter high lanjutan (nasional), Karasuno melawan Tsubakihara di hari pertama dan Inarizaki di pertemuan kedua. Tsubakihara secara keseluruhan tidak buruk, namun melihat pertandingannya rasanya performanya & Karasuno sama coba-cobanya. Masih banyak kesalahan, tentu saja membuatku kurang puas, tapi aku rasa itu wajar. Apalagi para pemain masih beradaptasi pada aula tanding voli nasional. 

Sedangkan pertandingan kedua Karasuno dengan Inarizaki, sangat bagus menurutku. Melibatkan per-aduan kekuatan pendukung di tribun menggunakan suara iramanya. Meski sekadar pertandingan dengan pemain baru hebat lain, tapi pemunculan tokoh si kembar Miya bersaudara (Atsumu Miya dan Osamu Miya) sangat memukau. Apalagi dengan kekompakan mereka yang juga dapat meniru serangan cepat Karasuno, didukung Ace hebatnya, Aran. Aku rasa sebetulnya hasil pertandingannya bisa fifty-fifty. Mengingat menurutku performa Karasuno tidak yang meningkat tajam sekali, masih terdapat banyak celah. Dipersulit penyesuaian mereka dengan serangan gila Miya bersaudara serta servis Suna Rintarou. Aku menebak Karasuno barangkali tidak akan kalah di tempat begitu saja, meski Nishinoya di pertandingan ini juga kewalahan menangkap bola lawan dari atas atau overhead sebagai libero. 

"Kalau tahu ada banyak pilihan, tapi tak dilakukan itu ... membosankan."

"Ketakutan hanya buang-buang waktu. Jika tetap takut, minta bantuan."
-Nishinoya

Rasanya aku ingin Karasuno bisa berkembang dan melakukan serangan jauh lebih pesat dan kreatif. Tentunya melibatkan Hinata Shoyo, mengingat Hinata sebelumnya menyusup pada pelatihannya Tsukishima. Meski Hinata belajar banyak pada follow, cover, serta keseimbangan (yang di pertandingan dengan Tsubakihara hari pertama dia menggunakan tubuhnya karena tak dapat mengendalikannya), namun aku sempat berharap di pertarungannya dengan Inarizaki spikernya lebih mematikan. Harus diakui, kemampuan Inarizaki tidak begitu buruk. Mengingat mereka juga penantang kuat inter high dan mendapat posisi kedua sebelumnya. Luar biasa pertarungan Karasuno-Inarizaki, menakutkan, memperlihatkan ketidakmempanan pertahanan atas skill baru mengerikan lawan, menampilkan gaya serang sengit dengan sesama setter (Kageyama dan Atsumu)—yang sama-sama diundang di pelatihan timnas. 

Di pertandingan kedua, dapat diketahui giliran menonjol di sini adalah bagiannya Kageyama, Asahi dan Tanaka. Di sisi lain, Hinata dapat menyeimbangi meski spikernya terus tertahan. Begitupun Nishinoya, dia mungkin harus beradaptasi keras dengan servis sulit Atsumu, tapi akhirnya dia bisa mengatasinya. Haikyuu season 4 sama bagusnya dan jangan sampai dilewatkan. Di sela-selanya, ditampilkan masa lalu para pemain yang memicu kemampuan mereka. Pertarungan babak kedua Karasuno-Inarizaki cukup menarik, setara ketegangannya dengan pertarungan versus Nekoma dan Aoba Johsai. 

"Aku hanya ingin berhenti. Saat dia berhasil melewati perasaan itu, dia berhasil mengambil satu langkah maju."
-Sugawara to Hinata

Rate: 5/5
x Japan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Forgotten | 2017

Review: AFTER WE FELL (S3) | 2021